Sabtu, 18 Agustus 2012

MODEL PEMBELAJARAN

model pembelajaran METODE/ PENDEKATAN / MODEL PEMBELAJARAN Cukup banyak memang jenis pendekatan / motode / model pembelajaran dengan bebagai kelebihan dan kelemahannya, hanya saja yang penting diperhatikan dalam pengguanaannya adalah kesesuaiannya. Tidak semua metode pembelajaran akan cocok dengan jenis materi pelajaran yang disajikan didepan siswa. Oleh karena itu setiap guru hendaknya pintar-pintar memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai denganmata pelajarannya atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Berikut ini akan disajikan beberapa jenis,yang dirangkum dari berbagai sumber termasuk hasil dari pelatihan/penataran . 1. ENVIRONMENTAL LEARNING Pendekatan/model pembelajaran ENVIRONMENTAL LEARNING (EL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar Jenis-jenis lingkungan yang dapat dipagai sebagai sumber belajar oleh siswa antara lain: 1. Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosiologi, ekonomi dan budaya. 2. Lingkungan masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat 3. Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat, ilmuwan, pejabat, yang dapat di pakai sebagai nara sumber, dsb Syarat – syarat yang dituntut dalam penerapan pendekatan ENVIRONMENTAL LEARNING antara lain: 1. Isi dan prosedur ada hubungan antara materi, lingkungan dan pembelajar 2. Pengetahuan yang diberikan harus memberikan jalan keluar dalam menanggapi lingkungan 3. Tema sebaiknya sesuai dengan kebutuhan lingkungan pembelajar. Penerapan pendekatan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara: 1. Membawa pembelajar ke lingkungan yang berkaitan dengan pembelajaran. 2. Membawa sumber belajar dari lingkungan ke sekolah (kelas). Keuntungan Pendekatan Inveromental Learning 1. Pembelajar tidak bosan dengan apa yang dipelajari 2. Pembelajar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri 3. Bermanfaat bagi lingkungan 4. Menumbuhkan kecintaan pembelajar terhadap lingkungan Kelemahan Pendekatan Inveromental Learning 1. Untuk pembelajaran tertentu memerlukan biaya yang besar 2. Tenaga yang cukup 3. Waktu yang lama 2. EKSPERIMENTAL LEARNING Adalah Suatu bentuk pembelajaran dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya; menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,keadaan atau proses sesuatu. Kita Belajar • 10 % dari apa yang kita baca • 20 % dari apa yang kita dengar • 30 % dari apa yang kita lihat • 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar • 70 % dari apa yang kita katakan • 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan Tujuan eksperimental learning 1. Dengan eksperimen, siswa mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri 2. Siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) dalam menghadapi masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya. 3. Siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. 4. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat;hal mana itu sangat dikehendaki dalam kegiatan belajar mengajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. Hal-hal yang harus dipersiapkan guru dalam menggunakan eksperimental learning 1. Tetapkan tujuan eksperimen 2. Persiapkan alat dan atau bahan yang diperlukan 3. Persiapkan tempat eksperimen 4. Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia 5. Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat menghindarkan resiko 6. Perhatikan tata tertib atau disiplin, terutama dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan. 7. Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahapan - tahapan yang mesti dilakukan peserta didik. Prosedur yang harus diperhatikan dalam eksperimental learning 1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. 2. Kepada siswa perlu diterangkan; alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan,urutan eksperimen,hal-hal penting apa saja yang akan dicatat dan perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,perhitungan,grafik dsb. 3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. 4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab. Kelebihan Eksperimental Learning 1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya 2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia 4. Selain siswa memperoleh ilmu pengetahuan, siswa juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan Kekurangan Eksperimental Learning 1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi 2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal 3.COLLABORATIVE LEARNING Apa sebenarnya Collaborative Learning (CL) itu ? Proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama- sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Collaborative Learning adalah kerjasama yang dikembangkan guru dengan siswanya tidak sebatas dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam bahan ajar, tapi juga dalam menentukan pokok bahasan, strategi, dan alat (Dede Rosyada). Paradigma-paradigma Dasar Collaborative Learning: • Deep Learning • Constructivism • Learner-Centered Faktor-faktor kunci keberhasilan CL • Positive Interdependence • Individual Accountability • Face-to-face Promotive Interaction • Social Skills • Group Processing & Reflection Keterlibatan atau Peran siswa dalam CL • Peran yang harus dilakukan siswa: mengarahkan, menerangkan, bertanya,mengkritik, merangkum,mencatat dan penengah. • Peran yang harus dihindari: Free-rider , Sucker , mendominasi dan Ganging up on task . Peran pengajar dalam CL  Pelatih  Model  Fasilitator 4. METODE JIGSAW Prinsip utama: Adanya pembagian tugas ke dalam sub-sub materi, agar setiap anggota kelompok dapat mempelajari satu bagian secara mendalam, untuk kemudian membagi pemahamannya dengan teman-teman sekelompok Jenis Kelompok Metode Jigsaw: • Focus Group • Home group Siklus Metode Jigsaw FOCUS GROUP HOME GROUP Pencarian informasi Saling berbagi pemahaman 5. METODE QUANTUM LEARNING Quantum Learning: konsep pembelajaran yang menyenangkan dan memberdayakan diri dengan konsep mengikat makna Konsep kunci dalam quantum learning: Teori otak kanan/kiri  Teori otak triune(3 in 1)  Pilihan modalitas (visual,auditorial, kinestesik)  Teori kecerdasan ganda  Pendidikan holistic (menyeluruh)  Belajar berdasarkan pengalaman  Belajar dengan symbol (metaphoric learning)  Simulasi / permainan  Peta pikiran (mind mapping) Perubahan paradigma dalam model quantum learning  Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid  Belajar dalam suasana yangmenyenangkan  Perubahan gaya belajar, bekerja dan berpikir  Modul pelajaran dalam bentuk sederhana  Materi disajikan dalam bentuk gambar, diagram, simbol  Latar belakang musik  Peserta berperan lebih aktif  Sistem Penilaian Menemukan potensi diri dalam gaya belajar Gaya belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan Kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan situasi antar pribadi Kategori Utama tentang bagaimana kita belajar: 1. Bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas). 2. Cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak) Visual Belajar dengan cara melihat Kinestetik Belajar dengan cara bergerak, dan menyentuh Auditorial Belajar dengan cara mendengar Quantum learning: Ikhtiar metode pendidikan pembebasan Berawal dari metode pendidikan pembebasanya PAULO FREIRE, yang menitik beratkan adanya interaksi actif antara pendidik dan anak didik (andragogi).di mana meode pendidikan tersebut menempatkan pendidik dan anak didik sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. “Lahirnya” quantum learning Quantum learning “lahir” sebagai hasil penerjemahan dari bobbi depe porter dan mike hernachi atas metode andragogi educationya paulo freire Belajar berarti pembebasan (freire) QUANTUM LEARNING IDEALISASI PENDIDIKAN MASA DEPAN 1. Quantum learning dibangun berdasarkan teori roger sperry yang membagi otak menjadi dua yakni otak kiri dan otak kanan, dengan mencoba mengambungkan kedua kerja otak tersebut 2. Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. 3. Modul pelajaran disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung. 4. Informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima. 5. Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung. 6. Cara belajar quantum learning yang bertumpu pada @ bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas). @ cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). STUDY KRITIS QUANTUM LEARNING 1. Hanya memperkuat satu spesifikasi satu bidang ilmu. 2. Hanya tertuju kepada kasus yang telah nyata ada dan dialami. Cara menyerap informasi, mengatur dan mengolah informasi yang berbeda pada setiap dan diri pribadi manusia. KRITIK QUANTUM LEARNING Bila yang tergambar dikepala sang anak hanya palu , maka seluruh realitas akan dilihat sebagai paku (abraham maslow) Akan memperlemah daya ingatan seseorang bila hanya satu bidang ilmu yang ditekuni (jalaludin rahmat) Quantum learning cenderung “memangkas” realitas alam raya yang begitu kompleks dengan rebuan bidang ilmu Menjauhnya nilai-nilai religiutas dalam menelaah ilmu pengetahuan BUKA MATA DENGAN MEMBACA, CORETKAN PENA LAWAN PENINDASAN MASA MU TELAH TIBA REVOLUSI BELAJAR 6. INGCUIRY BASE LEARNING Definisi • Inquiry berasal dari bahasa inggris “inquiry” yang secara harfiah berarti penyelidikan. Adapun PIAGET mengemukakan bahwa metode inquiry merupakan metode yang yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi. Metode inquiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan sbb: a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam b. Merumuskan masalah-masalah yang ditemukan c. Merumuskan hipotesis d. Merancang dan melakukan eksperimen e. Mengumpulkan dan menganalisis data f. Menarik kesimpulan mengembangkan sifat ilmiah Sund dan Trowbridge (1973) mengemukakan tiga macam metode inquiry yaitu : • Inquiry terpimpin (guide inquiry) • Inquiry bebas (guide inquiry) • Inquiry bebas yang dimodifikasi (modifield free inquiry) Kelebihan • Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam mengahdapi masalah kehidupan. • Dapat membina siswa dengan kebiasaaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. • Metode ini sesuai dengan prinsip” deduktif modern Kekurangannya • Kurikulum yang berlaku di indonesia saat ini, belum menunjang pelaksanaan metode ini. • Membutuhkan biaya, fasilitas dan sumber-sumber belajar yang cukup 7. METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI Definisi METODE DEMONSTRASI Metode demosntrasi adalah cara penyajian bahan penganjaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa Cara penyampaian materi Dalam penyampaian materi dengan metode demonstrasi guru memulai pelajaran dengan mengadakan demonstrasi kelas, demonstrasi kelompok, atau demonstrasi individual. (PVM. Sunaryo) Langkah–langkah pelaksanaan  lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai.  Rumuskanlah tujuan pembelajaran.  Buatlah garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi  Tetapkanlah siapakah yang akan Melakukan demonstrasi tersebut.  Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan.  Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.  lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, Mengapa digunakan metode ini  Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.  Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Perbedaan dengan metode eksperimen • Pada metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dan melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses sesuatu. Kelebihan metode demonstrasi  Dapat membuat pengajaran lebih jelas, dan lebih konkrit sehingga menghindari verbalisme  siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.  proses pengajaran lebih menarik.  siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan melakukannya sendiri. Kekurangan metode demonstrasi  Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,  Fasilitas seperti peralatan tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.  Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang 8. KONSTRUKTIFISME LEARNING Belajar konstruktiv adalah merupakan proses atau metode dalam mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri  Dari Teks  Dialog  Penglaman Fisis  Dan lain-lain konstruktivisme learning  Siswa yang aktif dalam membangun pengetahuannya  Siswa mencari sendiri arti dari apa yang mereka pelajari  Siswa sendiri yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Fungsi dan tugas guru FUNGSI :  Sebagai mediator dan fasiltator  Sebagai penyedia pengalaman  Sebagai Pemberi stimulus TUGAS GURU :  Memonitor  evaluasi Metode mengajar  Interaksi dengan murid  Pelibatan siswa  Kebutuhan siswa  Memberikan semangat  Menghargai hasil karya siswa Pantangan seorang Guru  Jangan pernah mengandaikan bahwa cara berpikir murid sederhana dan jelas “Tanyakan bagaimana mereka mendapatkan jawaban seperti itu “  Guru konstruktivis tidak pernah akan membenarkan ajarannya dengan mengklaim bahwa “inilah satu-satunya jalan yang benar”  Tidak terlalu sering menggunakan atau menawarkan dan menyuruh memakai jalan tertentu . 9. SERVICE-LEARNING DAN PENDIDIKAN TEKNIK Pengorganisasian materi pembelajaran harus menekankan pada hal-hal sebagai berikut. • Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), • Pengajaran Otentik. • Belajar berbasis Inquiri (Inquiry-Based Learning) • Belajar Berbasis Proyek/Tugas (Project-Based Learning) • Belajar Berbasis Kerja (Work-Based Learning) • Belajar Kooperatif (Cooperative Learning), dan • Belajar Berbasis Jasa-layanan (Service Learning) Bagaimanakah Typology service-learning ? (Menurut Robert Sigmon tahun 1994):  Service-learning, menjelaskan learning lebih dahulu, kemudian service.  Service-learning, menjelaskan service lebih dahulu, kemudian learning  Service-learning, masing-masing dijelaskan secara bersama.  Service-learning, bobot masing-masing penjelasan adalah sama kuatnya. Maksud Service learning (National and Comunity service, 1993) 1. Sebagai penghantar suatu kebutuhan komunitas, dan koordinasi dengan sekolah atau program pelayanan komunitas, dan dengan komunitas 2. Membantu perkembangan tanggung jawab nasionalismesebagai integrasi dan 3. Pengembangan kurikulum akademis pelajar atau program studymeliputi struktur 4. Jadwal pelajar dan partisipasi untuk refleksi pengalaman pelayanan. Komponen Kunci Service-learning a. Curicular Conection b. Student Voice c. Reflection Komponen Kunci Service-learning a. Comunity Partnership b. Authentic Comunity Needs c. Assesement Kemana arah service-learning? Arah yang pertama pemahaman yang mendalam mengenai rentang kedisiplinan dan kesiapan profesionalisme sebagai ketahanan dalam menjangkau pendidi- kan liberal. Komunitas pelayanan adalah integritas pada suatu kurikulum yang digunakan oleh mahasiswa untuk menerima dan merasakan, megembangkan suatu konsep dimana siswa dapat menjelajah bagaimana perasaan mereka melalui pikiran mereka dan apa yang mereka pikirkan tentangperasaan mereka. Arah yang kedua mencari fakultas yang menggunakan service-learning sebagai kendaraan untuk mempromosikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk kepemimpinan. Arah yang ketigaketerikatan menjadi dominasi banyak literatur service-learning. Kebanyakan literatur ini terikat oleh pembelajaran akademik ke aktifitas valunter seperti membersihkan lapangan parkir, memberikan tutor kepada anak-anak, atau melakukan perbaikan sekelompok dapur. Service-Learning dan Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Teknik Banyak pengajar teknik memandang service-learning sebagai solusi pada beberapa masalah yang sama dalam studi keteknikan saat ini. Pada waktu yang lalu kurikulum teknik mempunyai fluktuasi antara ilmu teknik emphasis dengan memfokuskan lebih dari aspek praktis keteknikan Pendidik melihat service learning adalah sebuah jalan yang masing-masing diimplementasikan pada konstruktruvisme pendidikan teknik yang sama baiknya pencocokan gaya mengajar kepada gaya belajar type pelajar teknik. Sebagai hasilnya banyak sekolah memulai untuk mengintegrasikan service-learning pada kurikulum 10. METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN Definisi  Metode adalah Cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu  Metode Pembelajaran adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik agar mereka dapat menangkap pelajaran dengan efektif dan mudah dicerna dengan baik Metode Pembelajaran Eksperimen adalah Metode yang diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu Eksperimen vs Laboratorium Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratori  Tujuan Memudahkan berbagai pelajaran  Memahami dengan jelas jalannya suatu proses  Menghindari Verbalisme Dengan eksperimen, peserta didik menemukan bukti kebenaran dari teosi sesuatu yang sedang dipelajarinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan Jumlah alat dan bahan harus cukup bagi tiap peserta didik Kondisi alat dan mutu bahan yang digunakan harus baik dan bersih Harus teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan Tugas Guru dalam pelaksanaan Eksperimen • Menjelaskan - Tujuan Eksperimen - Alat serta bahan yang digunakan - Variabel yang dikontrol - Urutan yang akan ditempuh • Mengawasi • Mengevaluasi Kelebihan Lebih percaya atas kebenaran berdasarkan percobaan sendiri Mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris Didukung oleh asas Didaktik Modern Kelemahan  Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh  Tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan  Menuntut penguasaan perkembangan materi dan fasilitas peralatan Cara Mengatasi Kelemahan  Menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai  Membicarakan langkah-langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah  Membantu untuk memperoleh bahan yang diperlukan  Merangsang untuk mendiskusikan hasil yang diperoleh 11. KONSTRUKTIFISME Apakah itu belajar konstruktiv ? Belajar konstruktiv adalah merupakan proses atau metode dalam mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri  Dari Teks  Dialog  Penglaman Fisis  Dan lain-lain Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan megadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah bentuk belajar sendiri (Bettencourt,1989). konstruktivisme learning  Siswa yang aktif dalam membangun pengetahuannya  Siswa mencari sendiri arti dari apa yang mereka pelajari  Siswa sendiri yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Fungsi dan tugas guru FUNGSI :  Sebagai mediator dan fasiltator  Sebagai penyedia pengalaman  Sebagai Pemberi stimulus TUGAS GURU :  Memonitor  evaluasi Metode mengajar!!!  Interaksi dengan murid  Pelibatan siswa  Kebutuhan siswa  Memberikan semangat  Menghargai hasil karya siswa Yang tidak dilakukan guru  Jangan pernah mengandaikan bahwa cara berpikir murid sederhana dan jelas “Tanyakan bagaimana mereka mendapatkan jawaban seperti itu “Guru konstruktivis tidak pernah akan membenarkan ajarannya dengan mengklaim bahwa “inilah satu-satunya jalan yang benar”  Tidak terlalu sering menggunakan atau menawarkan dan menyuruh memakai jalan tertentu 12. PROJECT BASED LEARNING (PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK/TUGAS) Pembelajaran berbasis proyek / tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok Pembelajaran berbasis proyek/tugas  Metode ini cocok bagi sekolah kejuruan  Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran  Pembelajaran ini memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan Pembelajaran berbasis proyek/tugas  Pembelajaran ini bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda  Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran  Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari Langkah-Langkah pengefektifannya (I)  Tugas harus direncanakan secara sistematis  Tujuan penugasan dikomunikasikan kepada peserta didik  Tugas yang diberikan dapat dipahimi peserta didik Langkah-Langkah pengefektifannya (II)  Guru mengontrol proses penyelesaian tugas  Guru memberikan motivasi dan bimbingan Langkah-Langkah pengefektifannya (III) Langkah-langkah : 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan 6. Sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan tugas yang dikerjakan 7. Memberikan penilaian secara proporsional terhadap tugas yang dikerjakan peserta didik 8. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan Kemampuan menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran  Kemampuan melakukan pengamatan  Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi  Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi Kemampuan menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran  Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung  Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian Kemampuan menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan embelajaran  Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai  Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan 13.KOOPERATIF LEARNING (Model Pembelajaran Kooperatif) Tinjauan umum pembelajaran kooperatif Penerapan pembelajaran kooperatif dilaksanakan, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya (Slavin, 1995) Tujuan Pembelajaran Kooperatif  Hasil Akademik  Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu  Pengembangan Keterampilan Sosial Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2) Menyajikan informasi 3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar 5) Evaluasi 6) Memberikan penghargaan Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen 1) Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya 2) Lingkungan pembelajaran model kooperatif lebih memerlukan struktur tugas dan penghargaan kooperatif daripada kompetitif Pelaksanaan pelajaran pembelajaran kooperatif Memilih pendekatan Pemilihan materi yang sesuai Pembentukan kelompok siswa Pengembangan materi dan tujuan Mengenalkan siswa kepada tugas dan peran Merencanakan waktu dan tempat Penilaian dan Evaluasi • Pengetesan dalam pembelajaran kooperatif • Pemberian nilai dalam pembelajaran kooperatif • Pengakuan terhadap upaya kooperatif 14. METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI Metode demosntrasi adalah cara penyajian bahan penganjaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa Cara penyampaian materi • Dalam penyampaian materi dengan metode demonstrasi guru memulai pelajaran dengan mengadakan demonstrasi kelas, demonstrasi kelompok, atau demonstrasi individual..(PVM. Sunaryo) Langkah–langkah pelaksanaan 1) lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. 2) Rumuskanlah tujuan pembelajaran 3) Buatlah garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi 4) Tetapkanlah siapakah yang akan 5) Melakukan demonstrasi tersebut. 6) Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan. 7) Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 8) lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, Mengapa digunakan metode ini • Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. • Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Perbedaan dengan metode eksperimen • Pada metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dan melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses sesuatu. Kelebihan metode demonstrasi • Dapat membuat pengajaran lebih jelas, dan lebih konkrit sehingga menghindari verbalisme • siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. • proses pengajaran lebih menarik. • siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan melakukannya sendiri. Kekurangan metode demonstrasi • Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, • Fasilitas seperti peralatan tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik. • Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang 15. DISCUSSION LEARNING METHOD (Metode Pembelajaran Diskusi) Salah satu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah Metode diskusi (Discussion Learning Method) Apakah yang dimaksud dengan diskusi? Apakah yang dimaksud dengan metode diskusi?  Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang atau lebih yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah kemudian bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.  Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran Jenis-Jenis Diskusi Diskusi tak-formal. Panel diskusi atau round table discussion. Diskusi Formal. Diskusi dalam bentuk simposium. Lecture discussion atau diskusi ceramah Langkah-langkah penggunaan metode diskusi 1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. 2. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (Ketua, Sekretaris, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dsb). 3. Para siswa didalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk mengawasi agar diskusi berjalan dengan lancar. 4. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. 5. Akhirnya para siswa mencatat hasil (hasil-hasil) diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa mencatatnya untuk “file” kelas. Peranan Guru Dalam Diskusi  Guru sebagai “ahli” (= expert)  Guru sebagai “pengawas”  Guru sebagai “penghubung kemasyarakatan”  Guru sebagai “pendorong” (=facilitator) Aplikasi Metode Diskusi Dalam Proses Belajar Mengajar a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengepresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama. d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama. Kelebihan Metode Diskusi 1. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar. 2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing 3. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. 4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan)diri sendiri. 5. Metode diskusi dapat menunjang usaha usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. Kelemahan Metode Diskusi Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Biasanya lebih menghendaki pendekatan yang lebih formal. Usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mengatasi berbagai kelemahan metode diskusi  Topik yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku pelajaran, dsb.  Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi.  Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan. 16. SERVICE LEARNING ( Pembelajaran berbasis jasa layanan ) Metode pembelajaran yang di dalamnya mengkombinasikan kurikulum kegiatan akademik di kelas dengan suatu pelayanan  Konsep pembelajaran ini menitik beratkan pada jasa pelayanan melaui pengalaman yang didapat oleh setiap peserta didik di lapangan Tujuan  Peningkatan proses pembelajaran  Peserta didik dapat aktif, dan percaya diri  Peserta didik dituntut untuk mengetahui kebutuhan masyarakat Komponen kunci  Curiculer connection  Student voice  Reflection  Community partnership  Autentik community needs  Assesment 17. PROBLEM BASE LEARNING  Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran peserta didik yang di dalamnya menggunakan maslah untuk belajar. Model ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai keterampilan mengarahkan diri.  Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis, sebab guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. Prinsip utama pendekatan konstruktivis adalah pengetahuan tidak diterima secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh individu.  Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran peserta didik yang di dalamnya menggunakan maslah untuk belajar. Model ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai keterampilan mengarahkan diri.  Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis, sebab guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. Prinsip utama pendekatan konstruktivis adalah pengetahuan tidak diterima secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh individu.  Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Untuk itu perlu didukung oleh sumber belajar yang memadai bagi peserta didik, alat-alat menguji jawaban atas dugaan, perlengkapan kurikulum, tersedianya waktu yang cukup, serta kemampuan guru dalam mengangkat dan merumuskan masalah agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. 1. Tahapan model pembelajaran PBL, meliputi Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah 2. Mengorganisasi peserta didik. Membagi peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mendorong peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 6. Membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Model pembelajaran 18. ROUND TABLE Langkah-langkah: • Penyampaian tujuan • Penjelasan tugas yang akan didiskusikan • Guru membagikan kertas kerja • Siswa mengerjakan tugas dengan menuangkan idenya di atas kertas kerja secara bergilir searah jarum jam. Giliran dibatasi oleh waktu • Kesimpulan • Penyajian hasil • Feed back oleh guru • Evaluasi 19. BRAIN STORMING Kegitan pembelajaran dengan curah pendapat Langkah-langkah :  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  Guru menjelaskan tugas yang akan didiskusikan  Siswa mengerjakan tugas dengan mencurahkan pendapat mereka masing-masing  Siswa mensinergikan pendapat mereka  Kesimpulan oleh TIM  Penyajian hasil diskusi  Feedback dan evaluasi 20. EXAMPLES NON EXAMPLES Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kd Langkah-langkah : Setelah menyampaiakan topik dan tujuan pembelajaran: 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar . 4. Melalui diskusi kelompok 3-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas . 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai . 7. Kesimpulan. 21. PICTURE AND PICTURE Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Kesimpulan/rangkuman 22. COOPERATIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985) Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah : 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan 2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. 5. Sementara pendengar : 6. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap 7. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya 8. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. 9. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru 10. Penutup 23. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR Langkah-langkah : 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor dan diberikan tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya 3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka 4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 5. Kesimpulan 24. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) 2. Guru menyajikan pelajaran 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu 5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan 25. ARTIKULASI Langkah-langkah : 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang 4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya 5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa 7. Kesimpulan/penutup 26. MIND MAPPING Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban 3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang 4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi 5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru 6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru 27. MAKE - A MATCH (MENCARI PASANGAN) (Lorna Curran, 1994) Langkah-langkah : 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban 2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang 4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin 6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya 7. Demikian seterusnya 8. Kesimpulan/penutup 28. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985) Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai 2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru 3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing 4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya 5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa 6. Guru memberi kesimpulan 7. Penutup 29. DEBATE Langkah-langkah : 1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra 2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas 3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. 4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi 5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap 6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai 30. ROLE PLAYING Langkah-langkah : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan 6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum 10. Evaluasi 11. Penutup 31. GROUP INVESTIGATION Langkah-langkah : 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok 3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain 4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok 6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan 7. Evaluasi 8. Penutup 32. TALKING STIK 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya 3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya 4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru 5. Guru memberikan kesimpulan 6. Evaluasi 7. Penutup 33. SNOWBALL THROWING Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit 6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian 7. Evaluasi 8. Penutup 34. COURSE REVIEW HORAY Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x) 6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8. Penutup 35. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS (STEVEN & SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas 4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan bersama 6. Penutup 36. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR) Oleh Spencer Kagan “Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yan Langkah-langkah : 1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar 2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam 3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan 4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. 5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya Mudah-mudahan bermanfaat untuk para teman se-profesi sehingga kejenuhan yang dirasakan dalam proses belajar mengaja dapat di refress dengan variasi model , tapi tentunya sesuai dengan materi atau standar kompetensi yang di ajarkan pada anak didik.

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

model pembelajaran METODE/ PENDEKATAN / MODEL PEMBELAJARAN Cukup banyak memang jenis pendekatan / motode / model pembelajaran dengan bebagai kelebihan dan kelemahannya, hanya saja yang penting diperhatikan dalam pengguanaannya adalah kesesuaiannya. Tidak semua metode pembelajaran akan cocok dengan jenis materi pelajaran yang disajikan didepan siswa. Oleh karena itu setiap guru hendaknya pintar-pintar memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai denganmata pelajarannya atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Berikut ini akan disajikan beberapa jenis,yang dirangkum dari berbagai sumber termasuk hasil dari pelatihan/penataran . 1. ENVIRONMENTAL LEARNING Pendekatan/model pembelajaran ENVIRONMENTAL LEARNING (EL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar Jenis-jenis lingkungan yang dapat dipagai sebagai sumber belajar oleh siswa antara lain: 1. Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosiologi, ekonomi dan budaya. 2. Lingkungan masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat 3. Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat, ilmuwan, pejabat, yang dapat di pakai sebagai nara sumber, dsb Syarat – syarat yang dituntut dalam penerapan pendekatan ENVIRONMENTAL LEARNING antara lain: 1. Isi dan prosedur ada hubungan antara materi, lingkungan dan pembelajar 2. Pengetahuan yang diberikan harus memberikan jalan keluar dalam menanggapi lingkungan 3. Tema sebaiknya sesuai dengan kebutuhan lingkungan pembelajar. Penerapan pendekatan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara: 1. Membawa pembelajar ke lingkungan yang berkaitan dengan pembelajaran. 2. Membawa sumber belajar dari lingkungan ke sekolah (kelas). Keuntungan Pendekatan Inveromental Learning 1. Pembelajar tidak bosan dengan apa yang dipelajari 2. Pembelajar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri 3. Bermanfaat bagi lingkungan 4. Menumbuhkan kecintaan pembelajar terhadap lingkungan Kelemahan Pendekatan Inveromental Learning 1. Untuk pembelajaran tertentu memerlukan biaya yang besar 2. Tenaga yang cukup 3. Waktu yang lama 2. EKSPERIMENTAL LEARNING Adalah Suatu bentuk pembelajaran dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya; menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,keadaan atau proses sesuatu. Kita Belajar • 10 % dari apa yang kita baca • 20 % dari apa yang kita dengar • 30 % dari apa yang kita lihat • 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar • 70 % dari apa yang kita katakan • 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan Tujuan eksperimental learning 1. Dengan eksperimen, siswa mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri 2. Siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) dalam menghadapi masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya. 3. Siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. 4. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat;hal mana itu sangat dikehendaki dalam kegiatan belajar mengajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. Hal-hal yang harus dipersiapkan guru dalam menggunakan eksperimental learning 1. Tetapkan tujuan eksperimen 2. Persiapkan alat dan atau bahan yang diperlukan 3. Persiapkan tempat eksperimen 4. Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia 5. Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat menghindarkan resiko 6. Perhatikan tata tertib atau disiplin, terutama dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan. 7. Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahapan - tahapan yang mesti dilakukan peserta didik. Prosedur yang harus diperhatikan dalam eksperimental learning 1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. 2. Kepada siswa perlu diterangkan; alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan,urutan eksperimen,hal-hal penting apa saja yang akan dicatat dan perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,perhitungan,grafik dsb. 3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. 4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab. Kelebihan Eksperimental Learning 1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya 2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia 4. Selain siswa memperoleh ilmu pengetahuan, siswa juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan Kekurangan Eksperimental Learning 1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi 2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal 3.COLLABORATIVE LEARNING Apa sebenarnya Collaborative Learning (CL) itu ? Proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama- sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Collaborative Learning adalah kerjasama yang dikembangkan guru dengan siswanya tidak sebatas dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam bahan ajar, tapi juga dalam menentukan pokok bahasan, strategi, dan alat (Dede Rosyada). Paradigma-paradigma Dasar Collaborative Learning: • Deep Learning • Constructivism • Learner-Centered Faktor-faktor kunci keberhasilan CL • Positive Interdependence • Individual Accountability • Face-to-face Promotive Interaction • Social Skills • Group Processing & Reflection Keterlibatan atau Peran siswa dalam CL • Peran yang harus dilakukan siswa: mengarahkan, menerangkan, bertanya,mengkritik, merangkum,mencatat dan penengah. • Peran yang harus dihindari: Free-rider , Sucker , mendominasi dan Ganging up on task . Peran pengajar dalam CL  Pelatih  Model  Fasilitator 4. METODE JIGSAW Prinsip utama: Adanya pembagian tugas ke dalam sub-sub materi, agar setiap anggota kelompok dapat mempelajari satu bagian secara mendalam, untuk kemudian membagi pemahamannya dengan teman-teman sekelompok Jenis Kelompok Metode Jigsaw: • Focus Group • Home group Siklus Metode Jigsaw FOCUS GROUP HOME GROUP Pencarian informasi Saling berbagi pemahaman 5. METODE QUANTUM LEARNING Quantum Learning: konsep pembelajaran yang menyenangkan dan memberdayakan diri dengan konsep mengikat makna Konsep kunci dalam quantum learning: Teori otak kanan/kiri  Teori otak triune(3 in 1)  Pilihan modalitas (visual,auditorial, kinestesik)  Teori kecerdasan ganda  Pendidikan holistic (menyeluruh)  Belajar berdasarkan pengalaman  Belajar dengan symbol (metaphoric learning)  Simulasi / permainan  Peta pikiran (mind mapping) Perubahan paradigma dalam model quantum learning  Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid  Belajar dalam suasana yangmenyenangkan  Perubahan gaya belajar, bekerja dan berpikir  Modul pelajaran dalam bentuk sederhana  Materi disajikan dalam bentuk gambar, diagram, simbol  Latar belakang musik  Peserta berperan lebih aktif  Sistem Penilaian Menemukan potensi diri dalam gaya belajar Gaya belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan Kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan situasi antar pribadi Kategori Utama tentang bagaimana kita belajar: 1. Bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas). 2. Cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak) Visual Belajar dengan cara melihat Kinestetik Belajar dengan cara bergerak, dan menyentuh Auditorial Belajar dengan cara mendengar Quantum learning: Ikhtiar metode pendidikan pembebasan Berawal dari metode pendidikan pembebasanya PAULO FREIRE, yang menitik beratkan adanya interaksi actif antara pendidik dan anak didik (andragogi).di mana meode pendidikan tersebut menempatkan pendidik dan anak didik sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. “Lahirnya” quantum learning Quantum learning “lahir” sebagai hasil penerjemahan dari bobbi depe porter dan mike hernachi atas metode andragogi educationya paulo freire Belajar berarti pembebasan (freire) QUANTUM LEARNING IDEALISASI PENDIDIKAN MASA DEPAN 1. Quantum learning dibangun berdasarkan teori roger sperry yang membagi otak menjadi dua yakni otak kiri dan otak kanan, dengan mencoba mengambungkan kedua kerja otak tersebut 2. Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. 3. Modul pelajaran disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung. 4. Informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima. 5. Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung. 6. Cara belajar quantum learning yang bertumpu pada @ bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas). @ cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). STUDY KRITIS QUANTUM LEARNING 1. Hanya memperkuat satu spesifikasi satu bidang ilmu. 2. Hanya tertuju kepada kasus yang telah nyata ada dan dialami. Cara menyerap informasi, mengatur dan mengolah informasi yang berbeda pada setiap dan diri pribadi manusia. KRITIK QUANTUM LEARNING Bila yang tergambar dikepala sang anak hanya palu , maka seluruh realitas akan dilihat sebagai paku (abraham maslow) Akan memperlemah daya ingatan seseorang bila hanya satu bidang ilmu yang ditekuni (jalaludin rahmat) Quantum learning cenderung “memangkas” realitas alam raya yang begitu kompleks dengan rebuan bidang ilmu Menjauhnya nilai-nilai religiutas dalam menelaah ilmu pengetahuan BUKA MATA DENGAN MEMBACA, CORETKAN PENA LAWAN PENINDASAN MASA MU TELAH TIBA REVOLUSI BELAJAR 6. INGCUIRY BASE LEARNING Definisi • Inquiry berasal dari bahasa inggris “inquiry” yang secara harfiah berarti penyelidikan. Adapun PIAGET mengemukakan bahwa metode inquiry merupakan metode yang yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi. Metode inquiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan sbb: a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam b. Merumuskan masalah-masalah yang ditemukan c. Merumuskan hipotesis d. Merancang dan melakukan eksperimen e. Mengumpulkan dan menganalisis data f. Menarik kesimpulan mengembangkan sifat ilmiah Sund dan Trowbridge (1973) mengemukakan tiga macam metode inquiry yaitu : • Inquiry terpimpin (guide inquiry) • Inquiry bebas (guide inquiry) • Inquiry bebas yang dimodifikasi (modifield free inquiry) Kelebihan • Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam mengahdapi masalah kehidupan. • Dapat membina siswa dengan kebiasaaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. • Metode ini sesuai dengan prinsip” deduktif modern Kekurangannya • Kurikulum yang berlaku di indonesia saat ini, belum menunjang pelaksanaan metode ini. • Membutuhkan biaya, fasilitas dan sumber-sumber belajar yang cukup 7. METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI Definisi METODE DEMONSTRASI Metode demosntrasi adalah cara penyajian bahan penganjaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa Cara penyampaian materi Dalam penyampaian materi dengan metode demonstrasi guru memulai pelajaran dengan mengadakan demonstrasi kelas, demonstrasi kelompok, atau demonstrasi individual. (PVM. Sunaryo) Langkah–langkah pelaksanaan  lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai.  Rumuskanlah tujuan pembelajaran.  Buatlah garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi  Tetapkanlah siapakah yang akan Melakukan demonstrasi tersebut.  Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan.  Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.  lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, Mengapa digunakan metode ini  Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.  Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Perbedaan dengan metode eksperimen • Pada metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dan melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses sesuatu. Kelebihan metode demonstrasi  Dapat membuat pengajaran lebih jelas, dan lebih konkrit sehingga menghindari verbalisme  siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.  proses pengajaran lebih menarik.  siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan melakukannya sendiri. Kekurangan metode demonstrasi  Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,  Fasilitas seperti peralatan tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.  Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang 8. KONSTRUKTIFISME LEARNING Belajar konstruktiv adalah merupakan proses atau metode dalam mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri  Dari Teks  Dialog  Penglaman Fisis  Dan lain-lain konstruktivisme learning  Siswa yang aktif dalam membangun pengetahuannya  Siswa mencari sendiri arti dari apa yang mereka pelajari  Siswa sendiri yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Fungsi dan tugas guru FUNGSI :  Sebagai mediator dan fasiltator  Sebagai penyedia pengalaman  Sebagai Pemberi stimulus TUGAS GURU :  Memonitor  evaluasi Metode mengajar  Interaksi dengan murid  Pelibatan siswa  Kebutuhan siswa  Memberikan semangat  Menghargai hasil karya siswa Pantangan seorang Guru  Jangan pernah mengandaikan bahwa cara berpikir murid sederhana dan jelas “Tanyakan bagaimana mereka mendapatkan jawaban seperti itu “  Guru konstruktivis tidak pernah akan membenarkan ajarannya dengan mengklaim bahwa “inilah satu-satunya jalan yang benar”  Tidak terlalu sering menggunakan atau menawarkan dan menyuruh memakai jalan tertentu . 9. SERVICE-LEARNING DAN PENDIDIKAN TEKNIK Pengorganisasian materi pembelajaran harus menekankan pada hal-hal sebagai berikut. • Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), • Pengajaran Otentik. • Belajar berbasis Inquiri (Inquiry-Based Learning) • Belajar Berbasis Proyek/Tugas (Project-Based Learning) • Belajar Berbasis Kerja (Work-Based Learning) • Belajar Kooperatif (Cooperative Learning), dan • Belajar Berbasis Jasa-layanan (Service Learning) Bagaimanakah Typology service-learning ? (Menurut Robert Sigmon tahun 1994):  Service-learning, menjelaskan learning lebih dahulu, kemudian service.  Service-learning, menjelaskan service lebih dahulu, kemudian learning  Service-learning, masing-masing dijelaskan secara bersama.  Service-learning, bobot masing-masing penjelasan adalah sama kuatnya. Maksud Service learning (National and Comunity service, 1993) 1. Sebagai penghantar suatu kebutuhan komunitas, dan koordinasi dengan sekolah atau program pelayanan komunitas, dan dengan komunitas 2. Membantu perkembangan tanggung jawab nasionalismesebagai integrasi dan 3. Pengembangan kurikulum akademis pelajar atau program studymeliputi struktur 4. Jadwal pelajar dan partisipasi untuk refleksi pengalaman pelayanan. Komponen Kunci Service-learning a. Curicular Conection b. Student Voice c. Reflection Komponen Kunci Service-learning a. Comunity Partnership b. Authentic Comunity Needs c. Assesement Kemana arah service-learning? Arah yang pertama pemahaman yang mendalam mengenai rentang kedisiplinan dan kesiapan profesionalisme sebagai ketahanan dalam menjangkau pendidi- kan liberal. Komunitas pelayanan adalah integritas pada suatu kurikulum yang digunakan oleh mahasiswa untuk menerima dan merasakan, megembangkan suatu konsep dimana siswa dapat menjelajah bagaimana perasaan mereka melalui pikiran mereka dan apa yang mereka pikirkan tentangperasaan mereka. Arah yang kedua mencari fakultas yang menggunakan service-learning sebagai kendaraan untuk mempromosikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk kepemimpinan. Arah yang ketigaketerikatan menjadi dominasi banyak literatur service-learning. Kebanyakan literatur ini terikat oleh pembelajaran akademik ke aktifitas valunter seperti membersihkan lapangan parkir, memberikan tutor kepada anak-anak, atau melakukan perbaikan sekelompok dapur. Service-Learning dan Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Teknik Banyak pengajar teknik memandang service-learning sebagai solusi pada beberapa masalah yang sama dalam studi keteknikan saat ini. Pada waktu yang lalu kurikulum teknik mempunyai fluktuasi antara ilmu teknik emphasis dengan memfokuskan lebih dari aspek praktis keteknikan Pendidik melihat service learning adalah sebuah jalan yang masing-masing diimplementasikan pada konstruktruvisme pendidikan teknik yang sama baiknya pencocokan gaya mengajar kepada gaya belajar type pelajar teknik. Sebagai hasilnya banyak sekolah memulai untuk mengintegrasikan service-learning pada kurikulum 10. METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN Definisi  Metode adalah Cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu  Metode Pembelajaran adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik agar mereka dapat menangkap pelajaran dengan efektif dan mudah dicerna dengan baik Metode Pembelajaran Eksperimen adalah Metode yang diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu Eksperimen vs Laboratorium Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratori  Tujuan Memudahkan berbagai pelajaran  Memahami dengan jelas jalannya suatu proses  Menghindari Verbalisme Dengan eksperimen, peserta didik menemukan bukti kebenaran dari teosi sesuatu yang sedang dipelajarinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan Jumlah alat dan bahan harus cukup bagi tiap peserta didik Kondisi alat dan mutu bahan yang digunakan harus baik dan bersih Harus teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan Tugas Guru dalam pelaksanaan Eksperimen • Menjelaskan - Tujuan Eksperimen - Alat serta bahan yang digunakan - Variabel yang dikontrol - Urutan yang akan ditempuh • Mengawasi • Mengevaluasi Kelebihan Lebih percaya atas kebenaran berdasarkan percobaan sendiri Mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris Didukung oleh asas Didaktik Modern Kelemahan  Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh  Tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan  Menuntut penguasaan perkembangan materi dan fasilitas peralatan Cara Mengatasi Kelemahan  Menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai  Membicarakan langkah-langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah  Membantu untuk memperoleh bahan yang diperlukan  Merangsang untuk mendiskusikan hasil yang diperoleh 11. KONSTRUKTIFISME Apakah itu belajar konstruktiv ? Belajar konstruktiv adalah merupakan proses atau metode dalam mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri  Dari Teks  Dialog  Penglaman Fisis  Dan lain-lain Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan megadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah bentuk belajar sendiri (Bettencourt,1989). konstruktivisme learning  Siswa yang aktif dalam membangun pengetahuannya  Siswa mencari sendiri arti dari apa yang mereka pelajari  Siswa sendiri yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Fungsi dan tugas guru FUNGSI :  Sebagai mediator dan fasiltator  Sebagai penyedia pengalaman  Sebagai Pemberi stimulus TUGAS GURU :  Memonitor  evaluasi Metode mengajar!!!  Interaksi dengan murid  Pelibatan siswa  Kebutuhan siswa  Memberikan semangat  Menghargai hasil karya siswa Yang tidak dilakukan guru  Jangan pernah mengandaikan bahwa cara berpikir murid sederhana dan jelas “Tanyakan bagaimana mereka mendapatkan jawaban seperti itu “Guru konstruktivis tidak pernah akan membenarkan ajarannya dengan mengklaim bahwa “inilah satu-satunya jalan yang benar”  Tidak terlalu sering menggunakan atau menawarkan dan menyuruh memakai jalan tertentu 12. PROJECT BASED LEARNING (PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK/TUGAS) Pembelajaran berbasis proyek / tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok Pembelajaran berbasis proyek/tugas  Metode ini cocok bagi sekolah kejuruan  Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran  Pembelajaran ini memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan Pembelajaran berbasis proyek/tugas  Pembelajaran ini bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda  Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran  Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari Langkah-Langkah pengefektifannya (I)  Tugas harus direncanakan secara sistematis  Tujuan penugasan dikomunikasikan kepada peserta didik  Tugas yang diberikan dapat dipahimi peserta didik Langkah-Langkah pengefektifannya (II)  Guru mengontrol proses penyelesaian tugas  Guru memberikan motivasi dan bimbingan Langkah-Langkah pengefektifannya (III) Langkah-langkah : 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan 6. Sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan tugas yang dikerjakan 7. Memberikan penilaian secara proporsional terhadap tugas yang dikerjakan peserta didik 8. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan Kemampuan menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran  Kemampuan melakukan pengamatan  Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi  Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi Kemampuan menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran  Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung  Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian Kemampuan menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan embelajaran  Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai  Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan 13.KOOPERATIF LEARNING (Model Pembelajaran Kooperatif) Tinjauan umum pembelajaran kooperatif Penerapan pembelajaran kooperatif dilaksanakan, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya (Slavin, 1995) Tujuan Pembelajaran Kooperatif  Hasil Akademik  Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu  Pengembangan Keterampilan Sosial Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2) Menyajikan informasi 3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar 5) Evaluasi 6) Memberikan penghargaan Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen 1) Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya 2) Lingkungan pembelajaran model kooperatif lebih memerlukan struktur tugas dan penghargaan kooperatif daripada kompetitif Pelaksanaan pelajaran pembelajaran kooperatif Memilih pendekatan Pemilihan materi yang sesuai Pembentukan kelompok siswa Pengembangan materi dan tujuan Mengenalkan siswa kepada tugas dan peran Merencanakan waktu dan tempat Penilaian dan Evaluasi • Pengetesan dalam pembelajaran kooperatif • Pemberian nilai dalam pembelajaran kooperatif • Pengakuan terhadap upaya kooperatif 14. METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI Metode demosntrasi adalah cara penyajian bahan penganjaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa Cara penyampaian materi • Dalam penyampaian materi dengan metode demonstrasi guru memulai pelajaran dengan mengadakan demonstrasi kelas, demonstrasi kelompok, atau demonstrasi individual..(PVM. Sunaryo) Langkah–langkah pelaksanaan 1) lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. 2) Rumuskanlah tujuan pembelajaran 3) Buatlah garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi 4) Tetapkanlah siapakah yang akan 5) Melakukan demonstrasi tersebut. 6) Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan. 7) Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 8) lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, Mengapa digunakan metode ini • Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. • Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Perbedaan dengan metode eksperimen • Pada metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dan melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses sesuatu. Kelebihan metode demonstrasi • Dapat membuat pengajaran lebih jelas, dan lebih konkrit sehingga menghindari verbalisme • siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. • proses pengajaran lebih menarik. • siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan melakukannya sendiri. Kekurangan metode demonstrasi • Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, • Fasilitas seperti peralatan tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik. • Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang 15. DISCUSSION LEARNING METHOD (Metode Pembelajaran Diskusi) Salah satu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah Metode diskusi (Discussion Learning Method) Apakah yang dimaksud dengan diskusi? Apakah yang dimaksud dengan metode diskusi?  Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang atau lebih yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah kemudian bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.  Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran Jenis-Jenis Diskusi Diskusi tak-formal. Panel diskusi atau round table discussion. Diskusi Formal. Diskusi dalam bentuk simposium. Lecture discussion atau diskusi ceramah Langkah-langkah penggunaan metode diskusi 1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. 2. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (Ketua, Sekretaris, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dsb). 3. Para siswa didalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk mengawasi agar diskusi berjalan dengan lancar. 4. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. 5. Akhirnya para siswa mencatat hasil (hasil-hasil) diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa mencatatnya untuk “file” kelas. Peranan Guru Dalam Diskusi  Guru sebagai “ahli” (= expert)  Guru sebagai “pengawas”  Guru sebagai “penghubung kemasyarakatan”  Guru sebagai “pendorong” (=facilitator) Aplikasi Metode Diskusi Dalam Proses Belajar Mengajar a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengepresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama. d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama. Kelebihan Metode Diskusi 1. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar. 2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing 3. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. 4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan)diri sendiri. 5. Metode diskusi dapat menunjang usaha usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. Kelemahan Metode Diskusi Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Biasanya lebih menghendaki pendekatan yang lebih formal. Usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mengatasi berbagai kelemahan metode diskusi  Topik yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku pelajaran, dsb.  Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi.  Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan. 16. SERVICE LEARNING ( Pembelajaran berbasis jasa layanan ) Metode pembelajaran yang di dalamnya mengkombinasikan kurikulum kegiatan akademik di kelas dengan suatu pelayanan  Konsep pembelajaran ini menitik beratkan pada jasa pelayanan melaui pengalaman yang didapat oleh setiap peserta didik di lapangan Tujuan  Peningkatan proses pembelajaran  Peserta didik dapat aktif, dan percaya diri  Peserta didik dituntut untuk mengetahui kebutuhan masyarakat Komponen kunci  Curiculer connection  Student voice  Reflection  Community partnership  Autentik community needs  Assesment 17. PROBLEM BASE LEARNING  Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran peserta didik yang di dalamnya menggunakan maslah untuk belajar. Model ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai keterampilan mengarahkan diri.  Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis, sebab guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. Prinsip utama pendekatan konstruktivis adalah pengetahuan tidak diterima secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh individu.  Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran peserta didik yang di dalamnya menggunakan maslah untuk belajar. Model ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai keterampilan mengarahkan diri.  Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis, sebab guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. Prinsip utama pendekatan konstruktivis adalah pengetahuan tidak diterima secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh individu.  Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Untuk itu perlu didukung oleh sumber belajar yang memadai bagi peserta didik, alat-alat menguji jawaban atas dugaan, perlengkapan kurikulum, tersedianya waktu yang cukup, serta kemampuan guru dalam mengangkat dan merumuskan masalah agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. 1. Tahapan model pembelajaran PBL, meliputi Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah 2. Mengorganisasi peserta didik. Membagi peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mendorong peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 6. Membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Model pembelajaran 18. ROUND TABLE Langkah-langkah: • Penyampaian tujuan • Penjelasan tugas yang akan didiskusikan • Guru membagikan kertas kerja • Siswa mengerjakan tugas dengan menuangkan idenya di atas kertas kerja secara bergilir searah jarum jam. Giliran dibatasi oleh waktu • Kesimpulan • Penyajian hasil • Feed back oleh guru • Evaluasi 19. BRAIN STORMING Kegitan pembelajaran dengan curah pendapat Langkah-langkah :  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  Guru menjelaskan tugas yang akan didiskusikan  Siswa mengerjakan tugas dengan mencurahkan pendapat mereka masing-masing  Siswa mensinergikan pendapat mereka  Kesimpulan oleh TIM  Penyajian hasil diskusi  Feedback dan evaluasi 20. EXAMPLES NON EXAMPLES Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kd Langkah-langkah : Setelah menyampaiakan topik dan tujuan pembelajaran: 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar . 4. Melalui diskusi kelompok 3-5 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas . 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai . 7. Kesimpulan. 21. PICTURE AND PICTURE Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Kesimpulan/rangkuman 22. COOPERATIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985) Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah : 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan 2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. 5. Sementara pendengar : 6. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap 7. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya 8. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. 9. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru 10. Penutup 23. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR Langkah-langkah : 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor dan diberikan tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya 3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka 4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 5. Kesimpulan 24. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) 2. Guru menyajikan pelajaran 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu 5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan 25. ARTIKULASI Langkah-langkah : 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang 4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya 5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa 7. Kesimpulan/penutup 26. MIND MAPPING Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban 3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang 4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi 5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru 6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru 27. MAKE - A MATCH (MENCARI PASANGAN) (Lorna Curran, 1994) Langkah-langkah : 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban 2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang 4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin 6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya 7. Demikian seterusnya 8. Kesimpulan/penutup 28. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985) Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai 2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru 3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing 4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya 5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa 6. Guru memberi kesimpulan 7. Penutup 29. DEBATE Langkah-langkah : 1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra 2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas 3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. 4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi 5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap 6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai 30. ROLE PLAYING Langkah-langkah : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan 6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum 10. Evaluasi 11. Penutup 31. GROUP INVESTIGATION Langkah-langkah : 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok 3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain 4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok 6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan 7. Evaluasi 8. Penutup 32. TALKING STIK 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya 3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya 4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru 5. Guru memberikan kesimpulan 6. Evaluasi 7. Penutup 33. SNOWBALL THROWING Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit 6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian 7. Evaluasi 8. Penutup 34. COURSE REVIEW HORAY Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x) 6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8. Penutup 35. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS (STEVEN & SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas 4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan bersama 6. Penutup 36. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR) Oleh Spencer Kagan “Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yan Langkah-langkah : 1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar 2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam 3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan 4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. 5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya Mudah-mudahan bermanfaat untuk para teman se-profesi sehingga kejenuhan yang dirasakan dalam proses belajar mengaja dapat di refress dengan variasi model , tapi tentunya sesuai dengan materi atau standar kompetensi yang di ajarkan pada anak didik.